Tekologi Produksi dan Budidaya Jeruk Pamelo
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan namanya, jeruk ini berasal dari Bali. Buahnya berbentuk
bulat dengan bagian atas agak meruncing dan bagian bawah mendatar.
Ukuran buahnya tidak begitu besar dibanding jeruk besar lainnya. Kulit
buah bagian luar berwarna hijau saat muda dan setelah tua berubah
menjadi kekuning-kuningan.
Seperti spesies jeruk lainnya, cabang dan ranting jeruk besarpun
bersudut saat masih muda dan membulat saat tua. Keadaan batangnya ada
yang berduri dan ada yang tidak berduri. Namun, biasanya duri tersebut
ada pada tanaman yang berasal biji dan masih muda. Setelah dewasa
duri-duri tersebut biasanya hilang. Daun tanaman ini berwarna hijau
kuning agak suram dan berbulu. Akan tetapi, daun yang masih muda
kebanyakan tidak berbulu. Bentuknya bulat telur dengan ujung tumpul dan
letaknya terpencar-pencar. Tepi daun agak rata, tetapi dekat ujungnya
agak berombak. Tangkai daun bersayap lebar berwarna hijau kekuningan.
Bunga jeruk besar berupa bunga majemuk atau bunga tunggal yang
bertandan. Bentuknya agak besar dan berbau harum. Kelopak bunga
membentuk lonceng dengan tajuk berjumlah 4-5. Benangsarinya tegak dan
berberkas 4-5, jumlahnya 25-35. Bakal buah berbentuk bulat kerucut
dengan jumlah biasanya dua buah. Varietas jeruk pamelo cukup banyak yang
terdapat di Indonesia. Oleh karena itu kami disini membahas jeruk
pamelo serta varietas-varietas yang ada di Indonesia.
1.2 Tujuan
• Untuk mendeskripsikan jeruk pamelo dan varietas-varietasnya
• Untuk dapat mengetahui teknik budidaya jeruk pamelo
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat Tumbuh
Secara agroklimat, jeruk Pamelo dapat tumbuh baik di dataran rendah
tropik dengan suhu bulanannya rata-rata 25 – 30°C dan kelembaban 50 –
85%. Tanaman lebih menyukai daerah dengan musim kemarau berlangsung 3
sampai 4 bulan dan curah hujan tahunannya sekitar 1500-1800 mm/tahun.
Ketinggian tempat yang ideal untuk pertanaman ini adalah tidak lebih
dari 400 meter di atas permukaan laut (m dpl). Jeruk Pamelo mampu
beradapatasi pada kisaran tanah yang luas, mulai dari tanah berpasir
hingga lempung berat. Namun demikian tanaman jeruk akan tumbuh lebih
baik pada tipe tanah yang mampu menunjang perakaran yang dalam, tekstur
tanah sedang, gembur dan subur serta bebas kadar garam yang
membahayakan. Jenis tanah yang ringan sampai sedang merupakan media
tumbuh yang baik untuk pertumbuhan jeruk besar dengan kisaran pH yang
baik adalah 5-6 dimana pada pH 6 produksi maksimal dapat diperoleh. Jika
pH dibawah 5, daun jeruk akan menguning dan buah tidak berkembang
(Setiawan 1995).
Jeruk besar merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sudah dikenal
sejak lama di Indonesia. Beberapa ahli menduga bahwa tanaman jeruk besar
merupakan salah satu jenis tanaman asli Indonesia. Populasi tanaman
jeruk besar di Indonesia tersebar secara luas di seluruh pelosok
nusantara, khususnya di daerah Jawa Timur dan Bali.
Morfologi
Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)
Sinonim : Citrus grandis (L.) Osbeck
Nama Umum
Indonesia : Jeruk Bali, Jeruk Besar, Jeruk Endas (jawa)
Inggris : Pommelo, Pummelo
Melayu : Limao Besar
Thailand : Ma o
Philipina : Lukban, Suha
Cina : Dou You
Jepang : Bontan
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Citrus
Spesies: Citrus maxima (Burm.) Merr.
Tanaman jeruk pamelo termasuk famili Rutaceae dan ordo Rutales, memiliki
pohon yang berkayu dengan tinggi yang bervariasi antara 5 – 15 m,
tergantung kultivar dan umur tanaman. Batang keras dan kuat dengan
diameter 10 – 15 cm. Kulit luar batang tebal dan berwarna coklat
kekunimgan, cabang muda bersudut namun setelah dewasa menjadi bulat.
Daun berbentuk bulat telur dengan tepi agak rata dan ujungnya tumpul.
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua
Tanaman jeruk Pamelo yang berasal dari biji umumnya memiliki duri yang
panjangnya mencapai 5 cm namun duri akan hilang setelah tanaman menjadi
dewasa, sedangkan yang berasal dari pembiakan vegetatif tidak memiliki
duri. Hal ini terjadi karena bagian tanaman yang digunakan untuk
perbanyakan vegetatif berasal dari tanaman yang sudah dewasa.
Bunga jeruk pamelo berada di ketiak daun, berisi rangkaian satu hingga
beberapa kuntum. Bunga tanaman berukuran besar dengan panjang kuncup
bunga 2-3 cm lebar setelah mekar penuh mencapai 3-5 cm. Mahkota bunga
berwarna putih hingga krem, stamen berjumlah 25-30 dengan dasar bunga
terbagi atas 11-16 lokus. Tangkai benang sari berwarna putih terletak di
dalam tabung sari. Kepala benang sari terdiri dari 2 buah berbentuk
memanjang dan berwarna kuning. Kepala sarinya terletak berhadapan dengan
permukaan kepala putik dan dapa melepaskan serbuk sarinya sebelum
kuncup bunga mekar.
Jeruk pamelo memiliki buah yang berbentuk agak bulat pendek yang
diameternya 10-30 cm dengan biji berukuran besar dan bersifat
monoembrionik dimana dari satu biji hanya keluar satu tunas (Purgeslove
1974). Selain ukurannya yang relatif besar dibandingkan dengan spesies
lainnya, buah memiliki kulit yang relatif tebal. Kulit buah masak
berwarna hijau kekuningan. Tiap tangkai jeruk besar menghasilkan satu
buah. Daging buah berwarna merah muda sampai merah jingga setelah tua.
Kulit buah terdiri atas tiga lapisan (Gambar 1), yaitu: (1) Lapisan luar
yang kaku, berjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak atsiri, yang
disebut lapisan flavedo; (2) Lapisan tengah yang memiliki sifat spon,
terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih, disebut
lapisan albedo, dan (3) Lapisan dalam, bentuknya bersekat dan memiliki
beberapa ruang.
Stadia Tumbuh
Kondisi lokal tanaman dan faktor eksternal dapat mempengaruhi kemampuan
tanaman berbunga dan menghasilkan buah. Gazit dan Degani (2002) dalam
Whiley et al. (2002) menyebutkan cuaca yang berawan dapat menunda
mekarnya bunga advokat selama beberapa menit sampai satu jam. Selain itu
temperatur dan curah hujan berpengaruh terhadap proses mekar dan
menutupnya bunga. Semua faktor-faktor tersebut harus mencapai satu
kondisi yang ideal agar tanaman dapat berbunga dan berbuah. Pada umumnya
tanaman jeruk dapat berbuah sepanjang tahun apabila kondisi lingkungan
seperti diatas mendukungnya.
Status cadangan makanan dalam tanaman berpengaruh terhadap pembungaan
dan pembuahan. Pada tanaman tingkat tinggi terdapat empat tahap dalam
proses pembungaan berlangsung, yaitu induksi bunga atau evokasi,
differensiasi bunga, pendewasaan bagian bunga dan anthesis.
Tahap induksi bunga dinyatakan sebagai tahap perubahan dari fase
vegetatif ke fase reproduktif. Induksi bunga merupakan fase yang paling
penting dalam proses pembungaan. Pada fase ini terjadi perubahan
fisiologis dan biokimia pada mata tunas sedangkan secara morfologi belum
terjadi perubahan secara visual. Induksi bunga dapat dideteksi melalui
peningkatan sintesis asam nukleat dan protein yang dibutuhkan untuk
pembelahan dan diferensiasi sel.
Inisiasi bunga merupakan perubahan morfologi pertama yang dapat
dideteksi pada kuncup tunas, yaitu dengan terbentuknya kubah apeks.
Selama inisiasi bunga berlangsung pada bagian internal terjadi
diferensiasi bagian-bagian bunga. Kubah akan terus mendatar dan kemudian
primordia sepal terbentuk di sisi luarnya. Kemudian diikuti pembentukan
primordia petal, pembentukan tangkai sari dengan kantong sarinya dan
selanjutnya terbentuk pistil.
Pada tahap induksi, pucuk (apek) vegetatif diubah menjadi bunga pada
tingkat biokimia (tidak secara morfologis). Pelapisan dari apical dome
merupakan bentuk morfologis pertama yang menunjukkan tunas mengalami
perubahan dari vegetatif menjadi reproduktif. Selama tahap diferensiasi,
primordia bunga terlihat jelas di bawah mikroskop; baik sepal, petal,
stamen, pistil maupun karpelnya. Pada tahap ketiga terjadi pematangan
bagian-bagian bunga seperti jaringan sporogenuos, kepala putik dan
serbuk sari. Pada tahap terakhir, bagian-bagian bunga mencapai ukuran
maksimum; stigma menjadi reseptif; pergantian serbuk sari.
Teknik Budidaya
A. Penyiapan Bibit
Perbanyakan tanaman jeruk besar dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu generatif (melalui biji) dan vegetatif (okulasi, grafting,
cangkok). Kedua perbanyakan ini masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian.
Perbanyakan dengan biji jarang dilakukan karena sifat tanaman akan
menyimpang dari sifat induknya. Selain itu tanaman jeruk besar juga
mempunyai masa juvenile yang lama. Perbanyakan dengan pencangkokan juga
mempunyai kekurangan diantaranya tanaman yang dihasilkan akan memiliki
perakaran pendek dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran karena
membutuhkan cabang (bahan tanaman) yang banyak. Perbanyakan tanaman
jeruk Cikoneng ST sebaiknya dilakukan dengan cara okulasi dan sambung.
Keuntungan perbanyakan tanaman jeruk besar dengan cara sambung adalah :
• Pengadaan bibit dalam jumlah banyak dapat dilakukan
• Tahan terhadap penyakit
• Pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan dapat diatasi melalui pemilihan batang bawah yang sesuai
• Memperoleh tanaman baru yang memiliki sifat unggul dari tanaman induknya
• Menghasilkan perakaran tanaman yang baik
Perbanyakan melalui okulasi atau penyambungan merupakan proses
pengabungan dua jenis tanaman antara batang bawah dan batang atas yang
berbeda dengan tujuan untuk menggabungkan sifat unggulan yang terdapat
pada batang atas dan batang bawah sehingga diperoleh tanaman dengan
sifat lebih unggul dibandingkan dengan tanaman asalnya.
Langkah-langkah perbanyakan cara sambung adalah sebagai berikut :
• Siapkan batang atas berukuran sebesar pensil atau sesuai dengan
besarnya batang bawah, dari tanaman sehat dan sudah berproduksi
• Siapkan batang bawah yang mempunyai keunggulan dalam perakaran, diameter batang sebesar pensil dengan warna kulit masih hijau.
• Siapkan pita plastik selebar 1 cm dari plastik, kemudian ditarik
pelan-pelan sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula,
membentuk pita yang tipis dan lemas untuk digunakan sebagai pembalut
sambungan.
·
Bagian ujung batang bawah dipotong
setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah, dengan menggunakan pisau okulasi
atau gunting stek yang tajam agar berbentuk irisan rapi.
·
Batang bawah dibelah membujur
sepanjang 2 – 2,5 cm
·
Entres yang sudah disiapkan dipotong
dengan ukuran panjang 7,5 – 10 cm, kemudian kedua sisi bagian pangkal disayat
sepanjang 2 – 2,5 cm, sehingga membentuk irisan seperti baji (kapak).
·
Entres
dimasukkan ke dalam belahan batang bawah sedemikian rupa sehingga kambium
entres dapat bersentuhan dengan kambium batang bawah, kemudian diikat dengan
pita plastik.
·
Sambungan
disungkup dengan kantong plastik bening untuk mengurangi penguapan dan menjaga
kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi (lembab).
·
Sambungan ditempatkan di bawah
naungan agar terlindung dari sinar matahari.
·
Setelah
3 – 4 minggu kemudian akan tumbuh tunas pada sambungan, yang berhasil berwarna
hijau, sedangkan yang gagal berwarna hitam dan kering.
·
Sungkup plastik mulai di buka,
sedangkan pengikat plastik baru dapat dibuka sebulan kemudian.
·
Bibit
hasil sambungan dipelihara selama enam bulan dan bibit siap di tanam di
lapangan.
Teknik Penanaman
1. Persiapan Kebun
Pembersihan lahan untuk kebun jeruk
Cikoneng ST cukup dengan membabat dan menyingkirkan rumput dari lokasi yang
akan ditanami. Derajat
kemasaman ( pH) tanah optimal untuk jeruk besar Cikoneng ST sekitar 5 –
6. Apabila diketahui pH tanahnya kurang diperlukan pengapuran atau penggunaan
pupuk organic yang berasal dari pupuk kandang kotoran ayam pedaging yang
dipelihara secara intensif
2. Pembuatan Lubang tanam
·
Buat lubang tanam dengan ukuran
50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Saat menggali tanah bagian atas (30 cm
dari permukaan) dan tanah bagian bawah (lebih dari 30 cm) ditempatkan secara
terpisah pinggir lubang tanam.
·
Tanah galian dan lubang dibiarkan
selama satu bulan.
·
Tanah bagian atas dicampur kompos atau
pupuk kandang (1:1) dan dimasukan lebih dulu ke dalam lubang tanaman
·
Tanah lapisan bawah dicampur
pupuk kandang atau kompos (1:1) dan dimasukan kedalam lubang setelah tanah
bagian atas dimasukan ke lubang tanam.
·
Setelah selesai penimbunan tanah
disiram air, diberi ajir dan dibiarkan selama seminggu.
3. Penanaman
·
Penanaman sebaiknya dilakukan awal
musim hujan, agar pada awal pertumbuhan benih mendapat pengairan yang cukup
·
Keluarkan bibit dari polybag dengan
hati-hati, usahakan tanah yang membungkus akar agar tidak rusak sehingga
akar tanaman tidak putus.
·
Cabut ajir, gali kembali lubang
tanam kira-kira sebesar polibag bibit, agar bibit mudah dimasukkan.
·
Masukkan bibit ke lubang tanam, timbun
kembali dengan tanah galiannya sambil ditekan-tekan dengan tangan, supaya
tanahnya menjadi padat.
·
Tancapkan satu atau dua ajir sebagai
penopang disisi batang tanpa merusak perakaran.
·
Siram tanaman dengan air secukupnya.
Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore hari.
Panen dan Pasca Panen
Buah jeruk Cikoneng ST dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 6-8 bulan setelah bunga mekar.
Ada 3 tahap pematangan buah jeruk besar yaitu
- Tahap pertama disebut fase kuning pertama pada fase ini kulit
yang hijau menjadi sedikit kuning, fase ini berakhir ketika warna kulit
hijau kembali
- Tahap kedua terjadi fase penguningan kembali sehingga sehingga kulit hijau kekuning-kuningan
- Fase ketiga kulit lebih kuning lagi
Selain melalui umur panen, pemanenan jeruk besar dapat ditentukan dari ciri-ciri fisik buah yaitu :
- Pemetikan paling baik dilakukan pada fase kuning kedua
- Bulu halus pada kulit buah sudah hilang, sehingga tidak terasa kasar saat dipegang
- Jika ditimang, buah jeruk terasa berat/berisi
- Lekukan buah sudah mendatar
- Bila dikupas bagian tengahnya bdrlubang
- Biji buah telah berkurang
CARA PANEN
Buah jeruk dapat dipanen dengan tangan atau gunting pangkas, pemetikan
dengan tangan dilakukan dengan memutar buah dan menarik ke bawah
sehingga buah terlepas, namun demikian untuk mendapatkan buah yang baik,
pemanenan sebaiknya menggunakan gunting pangkas. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
- Pemetikan buah sebaiknya dilakukan saat matahari bersinar (sembilan pagi sampai sore) dan tidak ada sisa embun
- Tangkai buah digunting sekitar 1-2 cm dari buah, tangkai terlalu
panjang dapat merusak buah lainnya pada waktu pengemasan
- Pemetikan buah pada cabang yang tinggi sebaiknya menggunakan tangga sehingga buah tidak jatuh
PENGUMPULAN
• Siapkan keranjang bambu berkapasitas 50-60 kg,
• Isi keranjang dengan rumput kering/daun pisang untuk menghindari terjadinya gesekan antara buah dengan dinding keranjang.
• Masukan buah dalam keranjang bambu
• Tutup keranjang dengan karung goni untuk melindungi buah selama pengangkutan dari kebun
PENYORTIRAN DAN PENGGOLONGAN
- Bersihkan buah yang baru dipetik dari kotoran dengan menggunakan kain lap yang bersih.
- Pisahkan buah yang jelek, rusak, sakit, atau busuk dari buah yang berkualitas baik
- Pisahkan buah yang baik berdasarkan ukuran buah. Mutu A memiliki
berat di atas 2 kg, mutu B berat 1,6-2 kg, mutu C 1,4-16 kg
PENGEMASAN
• Kemas buah di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat saat diangkut .
• Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak.
• Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak.
• Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg. Ukuran peti
yang direkomendasi adalah 60 cm x 28,5 cm x 28, 5 cm terbuat dari papan
yang lebarnya 8 cm tebal 0,5 cm jarak antar papan sekitar 1,5 cm.
PENYIMPANAN
Gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-100 C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar